Empat Perusahaan (ERAL, CYBR, PPRI,GRIA) Melantai di Bursa Efek


Selasa (8/8/2023), terdapat empat perusahaan melakukan pencatatan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1. ERAL

PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) telah menetapkan harga penawaran umum atau offering sejumlah Rp390 per saham. ERAL menawarkan sekitar 1,03 miliar saham atau sekitar 20% dari total modal yang telah ditetapkan dan disetor. ERAL merupakan anak perusahaan dari Erajaya Swasembada Tbk.

2. GRIA

PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) telah menentukan harga penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp120 per saham. GRIA menawarkan 1,72 miliar saham biasa dengan nilai nominal Rp20 per saham. Jumlah saham yang dikeluarkan setara dengan 26,24 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor.

3. CYBR

PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) telah memulai masa penawaran umum perdana dengan harga penawaran Rp100 per saham. CYBR menawarkan 1 miliar saham atau mewakili 15,64 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum. Nilai nominal yang ditetapkan adalah Rp25 per saham.

4. PPRI

PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) menetapkan harga penawaran saham sebesar Rp140 per saham. Perusahaan ini akan menawarkan sebanyak 275 juta saham atau sebanyak 25,58 persen dari modal disetor penuh dengan nilai nominal Rp50 per saham.========

Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan oleh PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) mencapai Rp10,24 triliun. Angka ini meningkat sebesar 88,74 persen dibandingkan dengan pendapatan sepanjang semester pertama 2022 yang sebesar Rp5,42 triliun. Pendapatan ini berasal dari segmen pengolahan nikel senilai Rp8,58 triliun dan penambangan nikel sebesar Rp1,65 triliun.

Dalam hal pelanggan, sebagian besar pendapatan dari pengolahan nikel berasal dari Lygend Resources and Technology, perusahaan asal Tiongkok, sebesar 56 persen atau setara dengan Rp5,77 triliun. Pendapatan juga didapatkan dari Glencore International AG, perusahaan asal Swiss, sebesar 15 persen atau Rp1,50 triliun, dan dari Ningbo Lygend Wisdom, perusahaan asal Tiongkok, sebesar Rp1,30 triliun atau setara dengan 13 persen dari total pendapatan.

Sementara itu, penambangan nikel kepada PT Halmahera Persada Lygend sebesar 16 persen atau setara dengan Rp1,65 triliun. Adapun beban pokok pendapatan NCKL mencapai Rp6,74 triliun, meningkat sebesar 177,41 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2,43 triliun.

  Author: Asosiasi Emiten IndonesiaS


Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Asosiasi Emiten Indonesia dengan Emitennews.com.
Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Emitennews.com.